Program anti penuaan kini banyak dijumpai dibelahan dunia dan bagi orang biasa hal ini sangat mahal harganya. Sementara pencegahannya diabaikan dan tidak dikomunikasikan dengan
baik.
Menurut Dr. Maria Sulindro yang merupakan salah satu dokter anti ageing dunia, bahwa proses penuaan dapat dikelompokkan menjadi 3 fase :
Menurut Dr. Maria Sulindro yang merupakan salah satu dokter anti ageing dunia, bahwa proses penuaan dapat dikelompokkan menjadi 3 fase :
1. Fase Sub Klinis; antara usia 25-35 tahun, sebagian besar kadar hormone dalam tubuh mulai menurun. Adanya polusi, stress dan kurang gizi dapat mengakibatkan kerusakan internal terhadap berbagai sel dalam tubuh yang tidak tampak dengan mata telanjang.
2. Fase Transisi; usia 35-45 tahun, manusia akan mengalami
gejala kekuatan fisik dan energi.
3. Fase Klinis; usia 45 tahun ke atas. Pada fase ini lebih nyata terjadi gejala pengkerutan kulit wajah dan bagian tubuh lain,kehilangan kekuatan tubuh dan mulai timbul penyakit seperti diabetes, hipertensi dll.
Dari hasil penelitian, menurut Dr. Sulindro, bahwa 70%
umur panjang yang sehat lebih ditentukan oleh” gaya hidup “.
Oleh sebab itulah dikenal 5 pilar anti penuaan oleh Dr. Sulindro :
1. Olahraga yang benar; dalam hal ini olehraga yang
dipilih yaitu melibatkan latihan kelenturan tubuh khususnya
untuk sendi-sendi tubuh yang ada, latihan kardiovaskuler
bagi jantung dan latihan kekuatan otot.
Stretching membantu tetap lentur, aerobic membantu
peningkatan jantung dan paru dan membantu menguatkan
masa otot dan membantu meningkatkan metabolisme.
Dengan olahraga membantu menstimulir tubuh menghasilkan
hormone pertumbuhan yang dapat membalikkan
berlangsungnya proses penuaan dan memudaklan kembali
sel-sel yang sudah tua.
2. Gizi seimbang; konsumsilah
50% karbohidrat, 25% protein dan 25% lemak dari
total kalori yang dikonsumsi.
Konsumsi makanan rendah lemak sangat dianjurkan,
kurangi konsumsi gula biasa, serta softdrink dan
sejenisnya.
Karena produk tersebut dapat meningkatkan produksi
cortisol yaitu hormone yang merangsang timbulnya
proses penuaan.
Cobalah cari sumber protein nabati dan sedapat
mungkin batasi konsumsi pangan hewani seperti daging,
sehingga paling banyak hanya 1/3 dari seluruh
konsumsi protein.
3. Kelola stress dengan baik; stress dapat
meningkatkan produksi cortisol yaitu suatu hormone
yang merangsang timbulnya proses penuaan.
Membaca buku, meditasi, menyanyi, menari, mendengarkan
musik merupakan ativitas mental untuk menekan stress.
Aktivitas physic yang bisa dilakukan adalah yoga, olahraga.
Mengendorkan stress dengan fungsional yaitu dengan
aromaterapi, massage.
4. Stimulasi hormone Alami; yaitu mengunakan
cara alamiah untuk menstimulasi pengeluaran
hormone pertumbuhan.
Ini harus dilakukan dengan oleh seorang dokter yang
berpengalaman.
Hal ini disebabkan karena penurunan hormone pertumbuhan
merupakan penyebab prose penuaan.
Dan produksi hormone ini menurun setelah usia
25 tahun dan kadarnya terus menurun setiap 10
tahun peningkatan umur seseorang
5. Konsumsilah supplemen yang seimbang; apabila gizi anda tidak seimbang dikonsumsi, maka perlu supplemen
tambahan untuk hasil yang maksimal.
Hal ini Karena adanya pengaruh polusi, teknologi
modern dan proses pengolahan pangan yang berpengaruh
terhadap kesehatan.
Supplemen yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan
kondisi tubuh.
Dan yang paling penting adalah mengandung aktioksidan.
Apabila kesulitan untuk mengkonsumsi supplemen, Anda bisa
mengkonsumsi susu berkalsium tinggi, rendah lemak dan
mengandung vitamin C dan E yang seimbang.
Dimana vitamin C dan E apabila bekerja bersama akan
menghasilkan antioksidan yang baik bagi tubuh, karena
dapat vitamin ini dapat menjaga kekenyalan dan
elastisitas kulit, memperlambat efek penuaan.
Dengan melakukan gaya hidup yang baik dan seimbang
maka proses penuaan dapat dikelola dengan lebih baik.
Sehingga tubuh awet muda dapat diperoleh atau awet tua
tetapi kondisi tubuh sehat dan bugar.
Sumber :
Vitamin, Andi Hakim Nasoetion & Darwin Karyadi, tahun 1991
Kimia Pangan dan Gizi, FG Winarno, tahun 1995
Femina, Oktober tahun 2002Pangan bagi Kesehatan dan Vitalitas, FG. Winarno, tahun 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar